Biaya konstruksi mencapai Rp200 miliar dari total keseluruhan pembangunan sebesar Rp500 miliar
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan akan memulai pembangunan
bandara baru yang berada di Kabupaten Toraja . Pembangunan
konstruksi awal yang diperkirakan menelan biaya Rp200 miliar diambil
dari APBN.
“Pemenang tendernya sudah ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan.
Ditargetkan penyelesaian lahan secepatnya, sehingga kita bisa
lanjutkan dengan pembangunan konstruksi” jelas Kepala Dinas
Perhubungan Provinsi Sulawesi Selatan Masykur A Sulthan di Singapura.
Menurut dia, pada awalnya lahan menjadi kendala utama. Tetapi, persoalan
tersebut telah ditangani oleh bupati. Pemprov tinggal cari waktu yang
baik dengan warga setempat untuk memulai melakukan pengerjaannya.
Bandara baru Toraja ini dibangun di Kecamatan Mangkedek dengan total
lahan seluas 225 hektare dan runway dua arah sepanjang 1.900 meter.
Dengan begitu, bandara diharapkan bisa melayani pesawat berkapasitas 100
kursi.
“Total anggaran pembangunan lebih dari Rp500 miliar dengan anggaran
patungan bersama pemerintah provinsi kabupaten serta pemerintah pusat.
Anggaran pembangunan terminal juga terdiri dari APBN dan APBD,”
jelasnya.
Kehadiran bandara baru ini akan menjadi penghubung dari seluruh daerah
tujuan wisata nasional ke Tana Toraja. Selain itu, juga bisa melengkapi
enam bandara perintis yang telah beroperasi yaitu di Kabupaten Selayar,
Toraja Utara, Luwu, Luwu Utara, Bone yang juga akan beroperasi tahun ini
serta satu bandara perintis milik swasta di Luwu Timur.
Rencana pembangunan bandara baru ini akan mempermudah akses para
wisatawan domestik dan internasional, yang selama ini kesulitan untuk
mencapai kawasan wisata di daerah Tana Toraja dengan perjalanan darat
dari Makassar.
Sebenarnya Indonesia sudah mampu membuat pesawat secara mandiri yang di
pelopori oleh BJ.Habibie tapi mungkin karena kekurangan dana jadi
PT.Dirgantara tidak bisa secara maksimal dalam pembuatannya. ini dia
pesawat-pesawat buatan Indonesia baik yang sudah di produksi ataupun
masih berupa rancangan.
CN-235 Nah pesawat ini bukan 100% bikinan Indonesia...Tapi pesawat ini hasil joinan dari Indonesia & Spanyol...Terlihat dari kode namanya:"CN" Cassa(Spanyol) Nurtanio(Indonesia)
Dirgantara N219 Pesawat ini blom diaplikasikan ke dunia nyata, tapi struktur & desain sudah jadi...Tinggal merakit aja...
Dirgantara N212 N212 merupakan pesawat untuk pendaratan jalur pendek & sempit...Biasanya digunakan untuk pendaratan di pula terpencil...Sainganya : Britten Norman Islander
Dirgantara N250 Pesawat ini mendapatkan nasib yang malang...Proyek pesawat ini dihentikan karena gangguan krisis ekonomi Indonesia tahun 90an itu...Selain
karena alasan krisis, N250 juga dihentikan karena adanya larangan dari
pihak AS & Boeing untuk menghalangi eksistensi N250.
Dirgantara N2130 Pesawat malang ini bernasib sama seperti N250.Hanya saja perbedaanya, pesawat ini sudah jadi struktur, desain, sistem, & operasinya, tetapi belum dirakit...Akhirnya proyek pesawat ini dibatalkan...Padahal N2130 bisa menyaingi pasaran Boeing 737, Airbus A319, Airbus A320, Boeing 757, & Sukhoi Super Jet 100...
Jakarta, 7 Februari 2013 – Citilink, anak perusahaan PT Garuda
Indonesia Tbk untuk jasa penerbangan berbiaya murah (LCC), mendukung
sepenuhnya himbauan Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jendral
(Ditjen) Perhubungan Udara dengan mengakomodasi calon penumpang eks
Batavia Air ke beberapa kota tujuan mulai 11 Februari 2013. Hari ini
(Kamis, 7 Februari 2013), Chief Executive Officer (CEO) PT Citilink
Indonesia, Arif Wibowo, mengumumkan prosedur konversi tiket Citilink
oleh penumpang eks Batavia Air.
“Kami berharap melalui mekanisme yang dilakukan oleh Citilink dapat
mengakomodasi seluruh calon penumpang untuk berwisata, menjumpai
sanak-saudara sampai dengan melakukan aktifitas business di tempat
tujuan dengan nyaman,” ujar Arif Wibowo.
Prosedur dan ketentuan ‘transfer’ penumpang eks Batavia Air ke penerbangan Citilink adalah sebagai berikut:
1. Penumpang ex Batavia yang ingin
terbang dengan Citilink harus melakukan re-booking (penukaran tiket
Batavia Air ke Citilink) mulai tanggal 8 Februari 2013 hingga 28
Februari 2013.
2. Penerbangan hanya disediakan untuk keberangkatan (date of travel) sampai dengan 30 April 2013.
3. Penumpang eks Batavia Air yang
keberangkatannya (date of travel) di atas 30 April 2013 dapat melakukan
re-booking untuk penerbangan Citilink dengan keberangkatan sebelum 30
April 2013.
4. Terhitung mulai tanggal 11 Februari
2013, Citilink mulai melayani penerbangan ke rute tujuan yang sebelumnya
telah dilayani oleh Citilink, hanya bagi penumpang eks Batavia Air yang
telah melakukan re-booking.
5. Mekanisme re-booking hanya dapat dilakukan di :
Sales Office Citilink Jakarta, Jalan Gunung Sahari Raya No. 52
Sales Office Citilink Surabaya, Juanda Business Center, Jl. Raya Juanda No.1 Blok C2
Khusus untuk penerbangan dari Lombok,
Denpasar, dan Ujung Pandang, re-booking hanya bisa dilakuan di Sales
Office Citilink di masing-masing bandara.
- Proses re-booking hanya dapat di lakukan pada hari kerja, Senin – Jumat pukul 08.00 – 17.00 waktu setempat.
- Proses re-booking hanya dapat di
lakukan di kota keberangkatan (misalnya untuk tiket tujuan Jakarta –
Batam, hanya dapat melakukan re-booking di kantor penjualan Jakarta,
yaitu di Sales Office Citilink di Jalan Gunung Sahari Raya No. 52)
6. Dokumen yang harus dibawa saat pengurusan re-booking :
- Tiket Batavia Air resmi (Citilink akan
melakukan validasi atas keabsahan tiket tersebut, dan menukar tiket
Batavia Air dengan Citilink apabila re-booking penerbangan Citilink
telah dilakukan)
- Identitas resmi asli dan kopinya, seperti KTP, SIM, atau Paspor.
7. Penumpang harus datang sendiri
dan tidak dapat diwakilkan oleh travel agent atau pihak manapun. Apabila
1 kode booking terdapat lebih dari 1 penumpang, maka 1 kode booking
tersebut dapat diwakilkan oleh 1 penumpang, dimana tetap harus membawa
identitas resmi (KTP, SIM, atau Paspor) penumpang lainnya (asli dan
copynya)
8. Bagasi cuma-cuma 20 kg diberikan
kepada setiap penumpang/orang sesuai dengan ketentuan Citilink.
Kelebihan bagasi akan dikenakan biaya sesuai tarif yang berlaku.
9. Penumpang eks Batavia Air
diwajibkan membayar IWJR (Iuran Wajib Asuransi Jasa Raharja) sebesar Rp
5.000 per orang untuk setiap penerbangan.
Arif juga mengemukakan di masa datang Citilink akan terus
melakukan penambahan frekuensi dan rute untuk mengakomodasi tingginya
pengguna transportasi udara. ‘’Kami bekerja keras untuk memenuhi
komitmen sebagai airline pilihan konsumen transportasi udara yang
tumbuh pesat di negeri ini, terutama bagi mereka yang memilih
menggunakan LCC,’’ tegasnya.
Sebagai bukti keberhasilan dalam komitmennya meningkatkan
pelayanan pada pelanggan, Citilink telah meraih beberapa penghargaan
antara lain oleh Indonesia Travel and Tourism Foundation untuk kategori Leading Low Cost Airline 2011/2012, kategori Best Overall Marketing Campaign di The Budgies and Travel Awards 2012, penghargan Service To Care Award 2012 untuk Airlines category dari Markplus Insight dan yang terbaru yaitu Indonesia Leading Low Cost Airlines 2012/2013 dari ITTA Foundation serta Maskapai Penerbangan Nasional Terbaik oleh Adikarya Wisata Award 2012.
Tentang Citilink
Citilink adalah anak perusahaan dari PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk yang menyediakan jasa penerbangan berbiaya murah (LCC).
Citilink melayani penerbangan dengan sistem dari kota ke kota
menggunakan model usaha pesawat berbiaya murah. Berbasis di Jakarta dan
Surabaya, di Januari 2013 Citilink melayani 110 frekuensi harian dari
Jakarta dan Surabaya ke Batam, Banjarmasin, Bandung, Denpasar,
Balikpapan, Solo, Yogyakarta, Medan, Palembang, Padang, Ujung Pandang,
Padang, dan Lombok. Untuk informasi lebih lanjut tentang Citilink dapat
mengunjungi: www.citilink.co.id, halaman fanpage di Facebook (Citilink) dan di Twitter (@citilink).
Bolak-balik bandara tentu menguras
kocek juga. Nah, biar hemat, saya coba menyarankan Anda yang biasa ke Bandara
untuk mengambil jasa angkutan umum Damri. Naik Damri memang asyik, murah
meriah dan nyaman. Selain
membantu program pemerintah dalam mengurangi kemacetan ibukota, Damri
haltenya jelas, luas, ada tempat duduk dan ber-AC. Ketika bus yang kita
nantikan jurusannya terparkir di depan halte, petugas Damri akan
memanggil calon penumpangnya. ”Jurusan Blok M, silahkan naik,” begitu
kira-kira himbauan petugas Damri.
Letak halte bus Damri cukup strategis dan
dekat dengan pintu kedatangan di tiap terminal. Kita cukup menyeberangi
satu jalan dari pintu keluar kedatangan untuk menemukan haltenya. Ada
di tiap terminal bandara. Petugas Damri juga cekatan, baik, dan
sepengamatan saya malah melindungi konsumen atau calon konsumennya.
Bus Damri juga ada AC-nya. Tempat
meletakkan barang juga tersedia cukup luas. Belum lagi bisa ditaruh
barang juga di bagasi bagian bawah bus. Supirnya tidak terlalu ngebut.
Tidak juga pelan. Ini transportasi paling nyaman, dan aman. Kita bersama
orang banyak, dan ga mungkin disasar-sasarkan secara sengaja.
Bus Damri di Bandara: Aman & Nyaman
Biaya naik Bus Damri juga murah. Saat ini
masih Rp 25.000 per sekali jalan. Bandingkan jika kita naik taksi. Contoh di Kebon Jeruk, naik Blue Bird bisa kena Rp 90.000-an (sudah
termasuk tol). Itu pun sudah lewat Tol Lingkar Luar Barat yang lebih
singkat jaraknya. Kalau lihat rute biasa Tol Dalam Kota (lewat Taman
Anggrek), bisa menembus Rp 100.000. Nah, masih lebih hemat Damri, bukan?
Rp 20.000 vs Rp 100.000.
Nah, Anda bandingkan saja dengan jarak
rumah Anda ke Bandara. Cukup hematkah dengan taksi? Kalau kita lebih
dari 1 orang yang berangkat ke bandara, bolehlah bisa lebih hemat naik
taksi. Bisa lebih efisien juga. Dan kalau kita sedang terkena jurus
”telat”, barulah pakai taksi sebagai senjata pamungkas.
Namun, jangan sembarangan pilih taksi.
Salah pilih, bisa makan hati. Mulai dari yang taksinya bau rokok, sampai
supirnya yang ugal-ugalan. Pilih yang sudah pasti ternama, dan catat
nama pengemudi serta nomor pintunya. Jadi, kalau sewaktu-waktu ada
barang ketinggalan, bisa dilacak dengan cepat.
Nah, untuk memudahkan Anda mencari Bus
Damri, berikut saya berikan alamat counter Damri di Jabodetabek dan
sekitarnya, berikut nomor telponnya. Siapa tahu Anda ingin cari
informasi apakah bus Damrinya masih tersedia atau sudah habis, bisa
ditanyakan di nomor telpon tersebut. Nomor tlp ini aku ambil dari karcis
resmi Damri. Jadi, mudah-mudahan bisa dipertanggungjawabkan
keabsahannya. Semoga ada manfaat.
TEMPAT KEBERANGKATAN BUS DAMRI DARI DAN KE BANDARA SOETTA
Sekalian juga saya sertakan lokasi
terminal tiap airline. Biar ketika sampai di bandara, langsung sudah
tahu mau turun di terminal berapa dan tidak sampai salah alamat. Mudah-mudahan belum berubah nomor
tlpnya. Kalau ada yang kurang update, sila kirim revisinya di blog ini
ya. Semoga tulisan ini ada manfaatnya.
INFORMASI PENERBANGAN
No
Maskapai Penerbangan
Lokasi Pemberangkatan
No Telpon
1
Lion Air
Terminal 1A / 1B
021 – 5500839
2
Wings Air
Terminal 1A
021 – 5594420
3
Sriwijaya Air
Terminal 1B
021 – 6405566
4
Batavia Air
Terminal 1C
021 – 38999888
5
Citilink
Terminal 1C
021 – 23500109
6
Garuda
Terminal 2F
021 – 23519999
7
Merpati
Terminal 2F
021 – 5507395
8
Air Asia
Terminal 3 (International)
021 – 80899099
9
Air Asia
Terimnal 3 (Domestik)
021 – 80899099
(Source: Tiket Resmi Bus Damri)
KANTOR PUSAT PERUM DAMRI
Jl. Matraman Raya No. 25 Jakarta Timur 13140 Telp. (021) 8583131 (Hunting) Fax. (021) 8504876
Kantor Strategic Busines Unit (SBU)
Strategic Busines Unit : Operator Transjakarta Busway koridor XI
Alamat Kantor : Jl. Dr KRT Radjiman Widyodiningrat No. XX Pupar Cakung Jakarta Timur 13920
Sudah pada pernah naik pesawat terbang kan? Maskapai penerbangan
merupakan salah satu transportasi yang populer di indonesia. Tapi pernah
gak Anda bertanya dalam diri sendiri, di saat pesawat landing
(mendarat) bagaimana dengan kecepatan setinggi itu bisa mengurangi
kecepatan dalam waktu beberapa detik saja?
Selain tuntutan dari landasan pacu yang panjangnya cuma beberapa
kilometer saja, kalo gak ngerem nanti keterusan lagi di jalan raya..
Ada beberapa proses pengereman/pengurangan laju pesawat yang mungkin pernah anda perhatikan ketika duduk di dekat jendela 1. FLAP
Flap terdapat pada bagian belakang sayap. Flap tidak hanya digunakan
pada saat pesawat lepas landas. Pada saat landing, flap juga berfungsi
sebagai "Airbrake" atau rem angin dalam laju pesawat setelah landing.
Flap terdiri dari beberapa level yaitu, flap 1 sampai 40 (pada boeing
737). Umumnya pada saat landing flap dikeluarkan secara penuh (flap 40
pada boeing 737) tidak seperti pada saat lepas landas (yang hanya
memakai flap 5).
2. AIR BRAKE SPOILER
Nah, yang satu ini dikhususkan sebagai airbrake/rem angin pada pesawat.
Fungsinya sebagai penghambat laju angin dan memberikan gesekan pada
sayap pesawat sehingga gaya laju angin pada pesawat terhambat oleh
spoiler pada pesawat itu sendiri. Letak airbrake spoiler ini di atas
flap pada sayap pesawat.
3. REVERSE THRUST
Bisa dikatakan dari semua faktor pengereman, inilah yang paling penting.
"Dorongan balik" jet pada kedua sayap pesawat mendorong berlawanan
dengan arah laju pesawat. Apakah putaran mesin jet yang berubah arah?
Tentu tidak mungkin jet yang sedang memutar cepat dapat berganti arah
berlawanan. Lalu bagaimana jet yang menyemburkan dorongan ke belakang
pesawat lalu seketika dapat berubah menjadi semburan ke depan yang
berlawan dengan arah laju pesawat?
Disinilah menariknya, pada kedua jet terdapat katup-katup
otomatis yang akan terbuka jika pesawat akan melakukan dorongan balik
berlawanan dengan lajunya. Katup ini menghalangi udara yang disemburkan
baling-baling pesawat untuk memantulkan udaranya ke depan (dari yang
seharusnya ke belakang jika tanpa katup). Dengan kata lain, jet menutup
saluran semburan ke belakang pesawat sehingga pesawat mendapat dorongan
yang berlawanan dengan arah lajunya.
4. WHEEL BRAKE
Ini yang terakhir. Setelah kecepatan mulai stabil, baru deh pilot
menggunakan rem pada roda pesawat. Sistem yang dipakai rem adalah rem
cakram. Rem roda juga berfungsi sebagai parking brake pada saat pesawat
sedang parkir.
Tanpa Flap, Airbrake Spoiler, dan Reverse Thrust, rem roda tidak dapat
menghentikan laju pesawat yang baru landing. Karena kecepatan pesawat
setelah landing dapat mencapai 270 knots atau 500 km/jam! Tidak bisa
dibayangkan jika pesawat hanya mempunyai rem roda..
Ini dia cuplikan di mana rem roda pesawat airbus A380-800 sedang di test:
Selain merupakan pesawat kepresidenan, Air Force One bisa pula
difungsikan sebagai pesawat komando sekaligus bunker terbang. Hingga
kini tak seorang pun pejabat AS mengetahui detail persis bagian-bagian
dalamnya. Pesawat ini mampu bertahan dari serangan rudal dan terjangan
pulsa elektromagnet nuklir.
Demo antiBush yang sangat "meriah" dan adanya kabar bahwa salah satu
mesin pesawat Air Force One rusak ternyata tak mengurungkan niat
Presiden AS George W. Bush untuk berkunjung ke Indonesia, pada Senin
sore, 20 November. Rombongan disambut meriah Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono, meski untuk hari itu Bogor - tuan rumah yang sehari-hari
dikenal dengan kota wisata - berubah mencekam karena harus menyesuaikan
diri dengan gaya maximum security yang biasa menyertai Bush kemana pun
pergi.
Secret Service (SS) - pasukan pengawal kepresidenan AS, telah dengan
sengaja menciptakan kondisi seperti itu. Seperti diungkap sebuah situs
internet internasional, pengamanan terhadap Presiden Bush dipertinggi
terutama setelah AS getol memerangi teroris pasca Peristiwa 11
September. Karena musuh sudah semakin banyak, SS bisa dikatakan tak lagi
percaya dengan segala bentuk sistem pengamanan yang diselenggarakan
pihak luar.
"Dengan demikian, Air Force One memang tak lagi sekadar pesawat jet
eksekutif kepresidenan. Pesawat ini telah meningkat statusnya menjadi
bunker bergerak yang selalu mencurigai bahwa setiap tempat yang akan
disinggahi adalah tempat yang tak aman dan amat rawan serangan," tulis
situs tersebut.
Untuk itu jangan heran jika iring-iringan pesawat, helikopter, dan
kendaraan pengangkut Presiden AS juga telah diatur sedemikian rupa agar
setiap calon pembunuhnya - termasuk para wartawan yang memburunya --
terkecoh. Air Force One, misalnya, tak dibiarkan berkunjung ke sebuah
negara sendirian. Ia selalu didampingi sebuah lagi pesawat yang memiliki
ujud serupa. Ketika mendarat di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma,
Angkasa mengidentifikasi pesawat pengecoh ini berasal dari jenis Boeing
B757 yang telah dimodifikasi.
Atas nama pengamanan pula, perjalanan Bush dari Halim Perdanakusuma ke
Bogor tak cukup hanya dikawal empat heli Marinir AS CH-46E Sea Knight.
Heli VH-60E Whitehawk "Marine One" yang mengangkutnya juga terbang
berdampingan dengan heli serupa sebagai decoy. Sebagai puncaknya, dalam
perjalanan dari helipad di Gedung Olahraga Pajajaran ke Istana Bogor, SS
lagi-lagi telah menempatkan Bush pada mobil yang lain dari biasanya. Ia
tidak menumpang limousine Cadillac DTS, melainkan dengan SUV Cadillac
Escalade Lincon.
Nah -- ini Berandai-andai
saja -- bagaimana kalau serangan terhadap dirinya terjadi juga? Untuk
skenario terburuk, SS akan langsung mengevakuasi Bush dan istrinya
dengan Helikopter
ke pangkalan udara bergerak terdekat milik AS. Ketika berkunjung ke
Bogor, pangkalan berupa kapal induk USS Essex itu berada di perairan
sebelah utara Jakarta. Di kapal induk kecil ini, pasukan AS akan segera
melindungi kepala negaranya dan bersiap diri melakukan serangan balasan
sesuai tingkat serangan yang mengancam.
USS Essex, sejatinya, adalah kapal serbu amfibi. Di kapal ini mukim
puluhan helikopter CH-46 Sea Knight, satu skadron tempur AV-8B Harrier,
dan satu skadron heli antikapal selam. Kapal ini juga membawa tiga
hovercraft Air Cushion Landing Craft. Lebih lanjut, perjalanannya ke Indonesia dipantau langsung oleh Armada
ke-7 AL AS yang bermarkas di Hawaii. Dengan demikian, Anda tahu
sendiri, apa yang akan terjadi jika dalam perjalanannya ke Bogor, Bush
"diganggu".
Pengganti Ruang Oval
Di antara jajaran alat transpor kepresidenan, Air Force One sendiri bisa
dibilang sebagai moda transportasi paling megah, secure, dan canggih.
Pesawat ini adalah ujung tombak simbol kedigdayaan AS di udara, yang
mana dengannya Presiden AS dan segenap stafnya masih bisa menjalankan
tugas sehari-hari. Berbagai piranti di dalamnya bahkan memungkinkan
mereka mengendalikan pemerintahan dalam keadaan dunia tengah diguncang
perang nuklir.
Tugas keseharian yang biasa dilakukan di Ruang Oval, Gedung Putih,
dikerjakan di Ruang Utama Presidential Suite. Ruangan ini terletak di
bagian depan pesawat. Di belakang ruangan ini, ada ruangan yang lebih
besar dimana Presiden AS dan para stafnya bisa melakukan rapat. Yang
mengagumkan, di pesawat ini, Gedung Putih juga memperkenankan setiap
staf senior presiden memiliki ruang kerja sendiri-sendiri.
Nah, laiknya kantor kepresidenan, fasilitas kerjanya pun telah
disesuaikan dengan bobot dan skala kepentingan para pejabat yang berada
di dalamnya. Untuk itu, Air Force One telah dilengkapi 85 saluran
sambungan telepon, radio dua-arah, mesin faksimili, dan jaringan
komputer. Sistem telepon yang antisadap dan antijamming, telah diset
untuk berhubungan langsung dengan jaringan terestrial. Dengan sistem
telekomunikasi yang terhubung satelit ini, presiden dan staf bisa
mengontak semua orang di segala penjuru dunia meski pesawat sedang
mengawang-awang di ketinggian puluhan ribu kaki.
Untuk mengetahui perkembangan terkini, Air Force One juga telah
dipasangi 19 televisi yang bisa menyiarkan hampir semua kanal televisi
dunia. Boleh jadi karena begitu komplitnya peralatan elektronik yang
terpasang, sebagian dari berat pesawat adalah berupa kabel. Jeroan
pesawat ini terlilit kabel sepanjang 238 mil, duakali lebih panjang dari
kabel yang melilit B747-200 - Anjungan
standar Air Force One. Begitu pun kabel sepanjang itu bukanlah kabel
biasa. Kabel ini telah diberi pelapis khusus sehingga aman dari serangan
pulsa elektromagnet (EMP/Electro Magnet Pulse) dan gelombang kejut yang
dipancarkan ledakan nuklir.
Selain itu, di dalamnya juga masih ada ruangan lain yang disediakan
khusus untuk para wartawan kepresidenan. Namun, mungkin demi menghindari
penyusupan, kelompok yang terakhir ini belakangan sering diterbangkan
terpisah. Ketika ke Indonesia kemarin, misalnya, rombongan wartawan asal
AS diterbangkan khusus dengan pesawat B747-400 United Airlines. Singkat
kata, Air Force One bisa menjadi tempat kerja yang layak bagi 70
pejabat negara berikut ke-26 Awak pesawatnya.
Air Force One, pada dasarnya adalah pesawat tiga tingkat B747-200B yang
telah dimodifikasi dengan ruangan seluas total 4.000 kaki persegi. Ruang
kerja presiden dan stafnya mendominasi dek tingkat dua. Dek tingkat
pertama atau bagian bawah pesawat menjadi ruang kargo dan bagasi.
Sementara dek tingkat ketiga atau bagian paling atas, hanya dikhususkan
untuk kokpit, lounge, dan ruang komunikasi. (Selengkapnya, lihat denah
pesawat)
Pesawat komando
B747-200 yang menjadi dasar anjungan Air Force One tak lain adalah satu
dari empat seri B747 rancangan Boeing yang berhasil dipasarkan secara
luas ke berbagai negara. Jika serial pertama, yakni B747-100,
diluncurkan pertama kali pada 1969, kemunculan seri-200 hanya terpaut
setahun setelah itu. Dimensi keduanya tak beda, kecuali bahwa seri-200
memiliki berat maksimum tinggal landas yang lebih besar karena mesin,
kerangka, dan roda pendarat yang lebih kuat.
Anda mungkin akan bertanya, mengapa kantor kepresidenan AS tak memilih
B747-400 yang sudah jauh lebih canggih? Sekadar catatan saja, B747-400
memiliki badan lebih panjang, kokpit serba digital (fully
glass-cockpit), dan mampu menjangkau jarak 3.000 km lebih jauh dari
B747-100 yang "hanya" 10.500 km. Toh, B747-400 sudah terbang dua tahun
sebelum B747-200B mulai bertugas (pada 1990). Bukankah masih ada cukup
waktu untuk mengalihkannya ke seri yang terbaru itu?
Jujur saja, tak ada jawaban memuaskan untuk pertanyaan tersebut Namun,
dari buku Modern Military Aircraft (2004) dapat dirunut kisah bahwa
pilihan itu boleh jadi terkait dengan proyek pembuatan pesawat komando
terbang AS yang sudah terlanjur dikerjakan AU AS pada awal dekade
1970-an. Kala itu mereka sudah kepalang membeli empat B747-200B untuk
direkonstruksi ulang menjadi pesawat komando Darurat
yang telah dirancang khusus untuk kondisi dunia terlanda perang nuklir.
Ujud akhir dari proyek ini adalah pesawat fully-electronic E-4A dan
E-4B
-
Air Force One adalah tanda panggil (nama) pengatur lalu-lintas udara bagi pesawat United States Air Force manapun yang mengangkut Presiden Amerika Serikat.
Sejak tahun 1990, armada kepresidenan terdiri atas dua pesawat serial Boeing 747-200B terspesifikasi tinggi – kode ekor "28000" dan "29000" – dengan penunjukan "VC-25A".
Hanya ada satu Air Force One yang diperuntukkan bagi presiden; jika WaPres terbang pesawat ini disebut sebagai Air Force Two. Kalau tidak maka akan dipanggil dengan nomornya, seperti pesawat lain.
Salah satu episode paling dramatis atas Air Force One terjadi saat serangan 11 September 2001, saat Presiden George W. Bush terbang dari Bandar Udara Internasional Sarasota-Brandenton ke Pangkalan Angkatan Udara Barksdale dengan pesawat ini dan lalu ke Pangkalan Angkatan Udara Offutt sebelum ke Washington DC setelah menerima kabar buruk itu.air force one dilengkapi senjata-senjata canggih seperti;Joint Direct Attack Munition (JDAM) dan Small-Diameter Bomb (SDB) yang lebih baru meriam otomatis M61A2 Vulcan 20 mm yang tersimpan di bagian kanan pesawat, meriam ini membawa 480 butir peluru, dan akan habis bila ditembakkan secara terus-menerus,pesawat ini juga memiliki anti rudal dan tidak dapat hancur jika ditembak. Selain penyimpanan internal, pesawat ini juga dapat membawa persenjataan pada empat titik eksternal
. Dikutip dari : Wikipedia
Dapatkan Tiket Promo dengan cara menghubungi kami :
0812 142 7293
pada jam 11 malam melalui SMS. Cantumkan Nama sesuai KTP tanggal keberangkatan kota asal dan tujuan.
Sejarah Penerbangan
Jadwal Penerbangan
Klik di sini untuk mendapatkan jadwal penerbangan terbaru dan terlengkap :
angkasapura2
Airport Tax
Jakarta = Bandara Soekarno-Hatta Rp. 40.000 domestik Rp. 150.000 internasional
Jakarta = Halim Perdanakusumah Rp. 30.000 domestik Rp. 80.000 internasional
Bandung = Bandara Husein Sastranegara Rp. 25.000 domestik Rp. 75.000 internasional
Surabaya = Bandara Juanda Rp. 30.000 domestik Rp. 150.000 internasional
selengkapnya